Nyanyian hantu di balik pohon dan penyuka Radiohead

sketch1492494462452
Gadis itu tahu semua orang di dusun itu menganggapnya hantu yang mendiami hutan kecil di balik pekuburan yang ada di ujung persawahan. Bukan wujudnya tapi nyanyiannya, Si Gadis seringkali menyenandungkan lagunya sendiri karena ia tak punya radio dan tak tahu lagu-lagu yang sering diputar di radio. Suaranya lirih dengan nada minor. Suara nyanyiannya seringkali terbawa terbawa angin di kala malam dan terdengar petani kampung yang mengalirkan air ke sawahnya di malam hari atau menjaga semangka biar tidak dicuri anak-anak nakal kampung. Mereka biasanya lalu ketakutan jika mendengar nyanyiannya dan mulailah terdengar kabar-kabar tentang hantu perempuan yang suka menyanyi di dalam hutan. Orang kampung mulai takut dan tidak menyentuh tanah hutan di balik pekuburan itu. Si Gadis semakin jarang bertemu orang sampai dia tak lagi berharap akan mendapat jodohnya sebab orang-orang tak berani ke hutan dan gadis itu juga hampir tidak pernah ke kampung. Dia hidup di tengah hutan itu menemani ibunya yang menua di hutan sebab dulu ibunya diusir kampung karena hamil tanpa suami dan orang kampung bahkan ibunya sendiri tidak tahu siapa yang menghamilinya. Suatu hari selepas dia menyanyi dangdut seseorang membekapnya, membiusnya dan dia tak tahu siapa itu sampai esok hari dia terbangun di gubuk tengah sawah dengan darah kering di pangkal pahanya dan selangkangannya sakit bukan main. Begitulah kemudian dia hamil tanpa suami dan orang kampung mengusirnya terutama para perempuan dan istri-istri petani di kampung yang tak suka padanya sebab dia penyanyi dangdut yang digoyangi banyak laki-laki kampung, tua dan muda. Banyak istri tak bisa beli emas sebab uang jatah untuk beli emas ludes untuk saweran. Atas kebaikan seorang laki-laki gila yang juga tinggal di hutan dekat pekuburan itu ibunya Si Gadis ikut tinggal di gubuk tengah hutan sampai melahirkan Si Gadis. Laki-laki gila itu sendiri sudah raib entah kemana.
Mursid adalah remaja pendatang di kampung itu yang tengah kebingungan untuk membuat lagu. Dia suka band Radiohead dan tak seorangpun anak muda di kampung itu suka Radiohead, ‘tak bisa buat goyang’ kata mereka, jelas mereka lebih suka Saskia Gotik. Mursid tak pernah punya teman, tak ada pula anak muda pemain gitar di kampung itu yang mau diajaknya membuat lagu macam lagu-lagu yang dibawakan Radiohead. Ada seorang pemuda yang sedikit tertarik tapi kemudian lebih memilih mengajak Mursid menyanyikan lagu-lagu milik Nirvana, dia pemain gitar tangan kiri yang menyukai Kurt Cobain, pun demikian pemuda itu lalu mati terbunuh di kota sebelum memainkan lagu Nirvana bersama Mursid. Pemuda itu gali yang suka berkelahi dan mungkin geng motor di kota atau berandal jalanan telah membunuhnya dan membuang mayatnya ke selokan.
instagram-tauvikel-2
Mursid mendengar hantu perempuan bernyanyi itu di pinggir sungai besar sawah, dia tidak takut dan malahan menikmati lagu itu. Nada yang didengungkan hantu perempuan yang ditakuti orang-orang kampung itu terdengar mirip lagu ‘A Punch Up At A Wedding’ di album Hail to The Thief milik Radiohead, setidaknya seperti lenguhan Thom Yorke di awal lagu itu. Meski kemudian senandung hantu perempuan bernyanyi itu mulai menyerupai rapalan mantra. Mursid mendengar senandung hantu itu yang dibawa angin mengalun dari hutan di balik pekuburan ke tepian sungai di mana Mursid duduk. Diam-diam Mursid telah mengiringi senandung hantu itu dengan gitarnya. Mursid bahkan mulai merindukannya sebelum bertahun-tahun kemudian orang-orang kampung menganggapnya gila dan dia tengah dirasuki sihir hantu perempuan bernyanyi itu. Kelak terjadi penyiksaan terkejam di kampung itu pada drama penolakan cinta manusia pada hantu bernyanyi.

2 thoughts on “Nyanyian hantu di balik pohon dan penyuka Radiohead

Leave a comment